MUNCAR – SMAN 1 Muncar menggelar workshop dengan tema, Anti-Bullying: Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Nyaman. Acara yang diikuti di 200 siswa kelas X itu, bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang bebas dari tindakan bullying di sekolah pada Kamis (22/8/2024)
Hadir sebagai pemateri, Halimatus Sa’diah, S.Psi., M.A, ketua Program Studi (Kaprodi) Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) Universitas KH Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung, Banyuwangi, dan perwakilan dari Polsek Muncar.
Workshop dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembukaan oleh Kepala SMA Negeri 1 Muncar, Hery Nuryanto. Dalam sambutannya, Hery menyampaikan betapa pentingnya upaya pencegahan bullying di lingkungan sekolah. “Kami berharap dengan adanya workshop ini, siswa-siswi SMA Negeri 1 Muncar dapat lebih memahami dampak negatif dari bullying dan mampu berkontribusi dalam menciptakan suasana sekolah yang lebih kondusif dan harmonis,” ujarnya.
Halimah, dalam presentasinya menjelaskan berbagai bentuk bullying yang sering terjadi di sekolah, baik secara fisik, verbal, maupun online (cyberbullying). Ia menekankan bahwa bullying bukan hanya tindakan fisik seperti memukul atau mendorong, tetapi juga bisa berupa kata-kata yang menyakitkan, pengucilan, dan tindakan tidak menyenangkan lainnya yang dapat merusak psikologis korban. “Bullying adalah tindakan yang harus dihentikan, karena dampaknya bisa sangat merusak, baik bagi korban maupun pelaku,” tegasnya.
Para siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi workshop. Mereka aktif berpartisipasi dalam diskusi dan bertanya mengenai cara-cara yang efektif untuk menghadapi bullying, baik sebagai korban, saksi, maupun pihak yang berpotensi menjadi pelaku. Antusiasme ini terlihat ketika beberapa siswa berbagi pengalaman pribadi mereka terkait bullying, yang kemudian direspon dengan saran-saran yang konstruktif oleh Halimatus Sa’diah.
Salah satu sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah saat Halimah mengajak para siswa untuk berpartisipasi dalam simulasi penanganan kasus bullying. Dalam simulasi tersebut, beberapa siswa ditunjuk untuk memainkan peran sebagai korban, pelaku, dan saksi. Dengan penuh semangat, mereka memerankan skenario yang telah disiapkan, dan kemudian diberikan masukan mengenai cara penanganan yang tepat. Simulasi ini tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa, tetapi juga membangun rasa empati di antara mereka.
Di akhir sesi, pemateri menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik antar siswa, serta antara siswa dengan guru dan staf sekolah. “Komunikasi adalah kunci untuk mencegah dan menangani bullying. Jangan pernah ragu untuk berbicara jika kalian melihat atau mengalami bullying. Kita semua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman,” pesannya.
Setelah penutupan oleh pihak sekolah, banyak siswa yang menyampaikan rasa terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan. Mereka merasa lebih paham tentang bahaya bullying dan bertekad untuk ikut dalam menghentikan perundungan.
Workshop anti-bullying ini diharapkan menjadi langkah yang baik dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif di SMA Negeri 1 Muncar, serta menanamkan kesadaran kepada para siswa tentang pentingnya menghargai dan menjaga satu sama lain. (Dina)