Pendekatan Circular Economy atasi masalah sampah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Blokagung, Banyuwangi – Senin (25/11/2024), Aula Muhtar Syafaat Pondok Pesantren Darussalam Blokagung menjadi tempat diselenggarakannya Focus Group Discussion (FGD) yang membahas mengenai pemberdayaan santri dalam pengelolaan sampah melalui konsep circular ekonomi yang berkelanjutan. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk pengelola pondok pesantren Darussalam Blokagung, para akademisi, dan praktisi lingkungan. FGD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para santri serta pengelola pondok pesantren dalam mengelola sampah dengan lebih baik, memanfaatkan kembali barang bekas, dan menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan. Kegiatan Ini merupakan implementasi dari program hibah Litapdimas 2024 pengabdian kepada masyarakat berbasis lingkungan dengan fasilitator dari dosen Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) diantaranya Dr. M. Imam Khaudli M.Si, Dr. Nur Anim Jauhariyah S.Pd,. M.Si, dan Abdul Basith M.Pd

Acara dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Wakil Rektor III UIMSYA, Abdi Fauji Hadiono, MH., M.Sos. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. Ia menyampaikan contoh inspiratif dari Swedia yang telah berhasil mengubah sampah menjadi sumber daya berharga. “Di Swedia, sampah bukanlah sebuah masalah, tetapi sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan kembali untuk menciptakan energi atau barang baru. Hal ini tentunya sangat relevan dengan tujuan kita untuk menjadikan pondok pesantren Darussalam Blokagung sebagai contoh keberhasilan dalam pengelolaan sampah berbasis circular economy,” ujar Abdi Fauji HAdiono. Dalam konteks ini, ia berharap para peserta dapat mengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara maju dalam mengelola sampah dengan efisien dan berkelanjutan.

Sambutan Wakil Rektor III Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA), Abdi Fauji Hadiono, MH., M.Sos. (25/11/2024)

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Dr. KH. Abdul Kholiq Syafa’at, MA. Beliau menyampaikan bahwa pondok pesantren Darussalam terus mengalami perkembangan yang sangat positif, terbukti dengan peningkatan jumlah pendaftaran santri baru setiap tahunnya. “Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren Darussalam semakin meningkat. Hal ini tentu saja membawa dampak positif dalam pengembangan pendidikan di sini. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah santri, sampah yang dihasilkan pun semakin banyak. Setiap hari, kami mengelola sekitar 2 ton sampah. Oleh karena itu, kami merasa penting untuk memanfaatkan sampah tersebut dengan cara yang lebih produktif,” ujar Dr. Abdul Kholiq Syafa’at. Beliau berharap melalui FGD ini, para peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk mengelola sampah secara efektif dan dapat diterapkan di pondok pesantren.

sambutan Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Dr. KH. Abdul Kholiq Syafa’at, MA. (25/11/2024)

Pemateri utama dalam acara ini adalah para praktisi yang memiliki pengalaman luas dalam bidang pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan. Bibit Suwiji MM, anggota Banyuwangi Sehat, memberikan materi tentang pentingnya kesadaran dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. “Sampah bukan hanya masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus dihadapi dengan inovasi. Dengan pendekatan circular economy, sampah dapat diubah menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai kepentingan,” ujar Bibit Suwiji. Beliau juga memaparkan bagaimana konsep circular economy bisa diterapkan di pondok pesantren, dimulai dari pemisahan sampah organik dan anorganik, serta pemanfaatan sampah organik menjadi kompos yang bisa digunakan untuk pertanian.

Bibit Suwiji, MM. Anggota Forum Banyuwangi Sehat saat menyampaikan materi (25/11/2024)

Sundarianto, Ketua Pega Indonesia, turut memberikan paparan tentang bagaimana implementasi circular economy dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui pengelolaan sampah yang lebih baik. Dalam sesi ini, Sundarianto menjelaskan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintah dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif. “Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki komunitas besar, sangat berpotensi untuk menjadi motor penggerak perubahan dalam pengelolaan sampah. Dengan melibatkan para santri dalam kegiatan ini, kita tidak hanya memberikan pengetahuan kepada mereka, tetapi juga menciptakan kesadaran yang akan mereka bawa hingga dewasa,” jelas Sundarianto. Ia juga menyarankan agar pondok pesantren mulai memikirkan produk-produk yang bisa dihasilkan dari daur ulang sampah, seperti produk kerajinan atau kompos yang bisa dijual sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi.

Agus Supriyadi, Ketua Bank Sampah Banyuwangi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, menjadi pemateri terakhir dalam FGD tersebut. Agus mengungkapkan bagaimana konsep bank sampah telah diterapkan di Banyuwangi dan memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi volume sampah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan adanya bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah yang sudah dipisahkan berdasarkan jenisnya. Sampah yang sudah dipilah tersebut kemudian dijual dan hasilnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Konsep ini sangat cocok diterapkan di pondok pesantren, di mana setiap santri bisa belajar tentang pentingnya memilah sampah dan manfaat dari pengelolaan sampah yang baik,” kata Agus. Ia juga menambahkan bahwa bank sampah di Banyuwangi telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, dan ini bisa menjadi inspirasi bagi pondok pesantren Darussalam Blokagung.

Para peserta FGD yang terdiri dari kepala unit pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung serta pengelola sampah pondok tampak antusias mengikuti acara ini. Mereka berharap, dengan adanya pendampingan dan pembelajaran dari para narasumber, pondok pesantren Darussalam Blokagung dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, serta menciptakan peluang ekonomi baru bagi santri dan masyarakat sekitar. FGD ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan pondok pesantren yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui penerapan konsep circular economy. Dengan adanya komitmen bersama antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah, harapan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat semakin dekat terwujud.(ZUL)