BLOKAGUNG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gandeng Dosen Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung Banyuwangi Nurin Baroroh, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai narasumber dalam acara Pelatihan Guru pada Rabu (15/05/2024) di Aula Bahjatul Ulum lantai 4.
Kegiatan yang mengusung tema “Sekolah Damai, Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan Dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan dan Bullying di Satuan Pendidikan Provinsi Jawa Timur” Kegiatan tersebut diikuti 180 guru dari madrasah aliyah (MA) dan sekolah menengah atas (SMA) di Banyuwangi Selatan.
Sedikitnya ada empat materi dalam kegiatan itu, diantaranya Pelatihan Guru mengenai pencegahan Intoleransi, bullying dan kekerasan di satuan pendidikan, Pelatihan Guru Dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Satuan Pendidikan, Pelatihan Guru Dalam Rangka Mengurangi Aktifitas Kekerasan dan Bullying di Sekolah, dan Pelatihan Guru Dalam Rangka Pencegahan dan Pasca terjadinya 3 Dosa Pendidikan di Satuan Pendidikan.
Program ini dibuat dengan tujuan memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam pencegahan paham radikal terorisme. Program Sekolah Damai menjadi salah satu program prioritas yang digagas Kepala BNPT RI Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel pada 2024.
Sebelumnya, program Sekolah Damai digelar di Palu, Sulawesi Tengah dan Serang, Banten. Program Sekolah Damai di Banyuwangi digelar di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Selaras dengan yang disampaikan Rektor UIMSYA Blokagung Banyuwangi Dr. KH. Ahmad Munib Syafa’at Lc,.M.Ei untuk terus meningkatkan kualitas diri, melalui berbagai media dan tidak lupa juga untuk terus melakukan penelitian sesuai dengan bidang masing-masing. Hal seperti ini juga termasuk dalam bentuk pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Dosen diharuskan untuk dapat menyeimbangkan antara tugas pokoknya yaitu mengajar secara inovatif dengan melaksanakan riset dan juga publikasi, yang dapat berdampak pada pemeringkatan universitas”.jelasnya
Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris mengatakan, para peserta Sekolah Damai ini, baik guru maupun siswa, akan menjadi peace ambassador untuk menyebarkan paham-paham perdamaian di sekolah masing-masing, sekolah-sekolah lain di sekitarnya, dan masyarakat serta lingkungan wilayah Banyuwangi dan Jawa Timur.
“Tujuan kami di sini adalah agar bapak ibu menjadi peace ambassador untuk menyebarkan perdamaian di sekolah-sekolah bapak dan ibu. Pasalnya, terorisme tidak ada sangkut pautnya dengan agama, karena di negara mana pun ada terorisme yang mengatasnamakan agama,” kata Irfan.(zul)