BLOKAGUNG – Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung Banyuwangi menggelar Seminar Internasional dengan tema “Perkembangan Islam Kontemporer di Eropa dan Turki” pada Sabtu (6/7/2024).
Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor UIMSYA Blokagung Banyuwangi Dr. Kh. Ahmad Munib Syafa’at Lc,.M.E.i, Dosen UINKHAS Jember Muhammad Faiz MA, jajaran wakil Rektor, Dekan, Wakil dekan, Kaprodi, dosen perwakilan mahasiswa UIMSYA Blokagung Banyuwangi.
Adapun pembicara dalam Seminar Internasional ini yaitu Hasbi Sen M.Hum dari Istanbul Foundation For Science and Culture Turkey.
Dalam sambutanya Rektor UIMSYA Blokagung Banyuwangi Dr. Kh. Ahmad Munib Syafa’at Lc,.M.E.i, menyampaikan selamat datang di kampus 2 UIMSYA kepada Hasbi Sen M.Hum dari Istanbul Foundation For Science and Culture Turkey dan Muhammad Faiz MA selaku Dosen UINKHAS Jember .
menurut Gus Munib, sapaan akrab rektor UIMSYA, kegiatan Seminar internasional ini merupakan langkah strategis bagi UIMSYA Blokagung Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas kampus. “Kami juga akan terus memberikan akses kepada dosen maupun mahasiswa untuk mengembangkan keilmuan di kancah internasional guna meningkatkan kualitas kampus kita. Insya Allah, kami juga akan memperluas jangkauan hingga ke Turki,” jelasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Hasbi Sen M.Hum. Dalam paparannya, Said Nursi adalah seorang ulama sunni, bermazhab syafii, dalam hal akidah mengikuti pendapat Imam Asy’ari.
Ia juga mengatakan, Bediuzzaman hidup di satu masa yang filsafat materialisme berkembang luas dan komunisme tersebar ke mana-mana.
“Said Nursi hidup dimasa komunisme tersebar ke mana-mana sehingga menulis sejumlah karya dengan menghembuskan spirit harapan dan iman kepada manusia generasi kita yang sedang goyah seraya membimbingnya menuju jalan iman dan asa,” paparnya.
Lebih lanjut, beliau menceritakan kisah Badiuzzaman Said Nursi, seorang pejuang Islam di masa Turki Utsmani sebelum kerajaan Turki berubah menjadi negara sekuler. Di tengah kondisi negara sekuler yang membahayakan ideologi Islam, para kiai dan tokoh Islam meminta izin dan dukungan Badiuzzaman Said Nursi untuk memberontak kepada pemerintah yang dhalim.
Namun, Badiuzzaman Said Nursi tidak memberikan izin dengan alasan akan menimbulkan permusuhan antar sesama Muslim. Beliau justru menyarankan untuk menempuh jalan dakwah dalam melawan sekularisasi pemerintah Turki yang dhalim.
Antusiasme sangat luar biasa, terbukti dengan banyak sekali yang ingin bertanya kepada narasumber, sehingga terpaksa moderator membatasi pertanyaan, karena narasumber harus segera melanjutkan kegiatan berikutnya.