Blokagung, Banyuwangi – Dr. KH. Muhammad Nur Hayid, S.Th.I., M.M., Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), menjadi narasumber utama dalam Seminar Nasional bertema “Penguatan Lulusan UIMSYA di Pasar Kerja melalui Sertifikat Kompetensi” di Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung, Banyuwangi, Senin (11/8/2025).
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan pentingnya sertifikasi kompetensi lulusan yang diakui secara internasional sebagai bekal bersaing di dunia kerja. Selain memberikan pemahaman tentang peran Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), ia juga menekankan manfaat strategis sertifikat kompetensi untuk membuka peluang kerja yang lebih luas.

Seminar nasional ini digelar di Pendopo KH. Ahmad Qusyairi Syafa’at kampus 2 UIMSYA, dan diikuti oleh dosen dan segenap rektorat. Kegiatan ini menjadi bagian dari program kampus untuk mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengakuan keterampilan profesional. Menurut panitia, tema ini diangkat sebagai respon terhadap tantangan global, di mana perguruan tinggi tidak hanya dituntut menghasilkan lulusan yang berilmu, tetapi juga memiliki bukti pengakuan keterampilan yang terstandarisasi.
“Sertifikasi kompetensi itu ibarat paspor keterampilan. Tanpa sertifikat, kemampuan kita sulit diakui oleh industri, apalagi jika ingin bersaing di luar negeri” ujar Dr. KH. Muhammad Nur Hayid dalam sesi penyampaian materi. Ia menegaskan bahwa keberadaan LSP yang terlisensi BNSP memberikan jaminan bahwa kompetensi yang dimiliki lulusan sudah sesuai standar nasional dan bahkan dapat diakui di tingkat internasional. Dengan demikian, sertifikasi kompetensi menjadi instrumen penting bagi perguruan tinggi yang ingin meningkatkan daya saing alumninya.

Sejumlah fakta yang diungkap dalam seminar ini menunjukkan bahwa lulusan dengan sertifikasi kompetensi memiliki peluang kerja 40% lebih tinggi dibanding yang tidak memiliki. Data BNSP juga mengindikasikan bahwa perusahaan di sektor industri kreatif, manufaktur, dan teknologi kini memasukkan sertifikat kompetensi sebagai salah satu syarat utama rekrutmen. Tren ini semakin menguat seiring perkembangan teknologi dan globalisasi pasar tenaga kerja. Dr. Hayid menekankan bahwa UIMSYA harus segera menyesuaikan kurikulum agar proses pembelajaran selaras dengan standar kompetensi yang berlaku.
Dari hasil diskusi, Dr. Hayid merekomendasikan beberapa langkah strategis. Pertama, membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) di lingkungan UIMSYA untuk memfasilitasi mahasiswa menguji kompetensi sebelum lulus. Kedua, memperkuat kerja sama dengan dunia usaha dan industri agar lulusan memiliki pengalaman nyata yang relevan. Ketiga, menanamkan kesadaran sejak dini kepada mahasiswa tentang pentingnya sertifikasi sebagai investasi karier. Ia juga mengusulkan agar universitas mengintegrasikan program magang bersertifikat ke dalam agenda akademik tahunan.
Pihak internal UIMSYA menyambut baik gagasan tersebut. Wakil Rektor I Bidang akademik dan pengembangan lembaga UIMSYA, Drs. Eko Budiywono MH, menyatakan bahwa universitas siap memulai proses pembentukan LSP internal dan akan memasukkan program sertifikasi ke dalam rencana strategis kampus lima tahun ke depan. “Kami percaya, lulusan UIMSYA yang kompeten dan tersertifikasi akan menjadi aset besar bagi bangsa, khususnya dalam mengisi pasar kerja nasional dan internasional,” tegasnya.

Di akhir acara, Dr. KH. Muhammad Nur Hayid mengapresiasi komitmen UIMSYA yang terbuka terhadap inovasi pendidikan. Ia berharap seminar ini menjadi awal dari langkah nyata dalam mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki ijazah akademik, tetapi juga sertifikat kompetensi yang diakui dunia industri. Panitia menginformasikan bahwa tindak lanjut dari kegiatan ini adalah pembentukan tim persiapan LSP-P1 dan penyusunan roadmap sertifikasi kompetensi yang akan diuji coba pada mahasiswa semester akhir mulai tahun akademik mendatang.
Dengan demikian, seminar nasional ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi momentum strategis bagi UIMSYA untuk meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi yang mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja dan kualitas lulusannya. Langkah-langkah yang direncanakan diharapkan segera terealisasi, sehingga setiap lulusan membawa dua “tiket” penting: ijazah dan sertifikat kompetensi, yang bersama-sama membuka jalan menuju kesuksesan di dunia kerja modern. (zul)


